REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua Ikatan Alumni (IKA) Pergerakan Mahasiswa
Islam Indonesia (PMII) Jawa Tim RPA Mujahid Anshori mendesak organisasi
kemahasiswaan itu menjauhi atmosfir politik, agar lebih dekat kepada kehidupan
kemahasiswaan.
"Faktanya, tidak sampai 2 persen dari 10.000 mahasiswa yang masuk PMII.
Artinya, PMII harus berubah agar tidak habis. Penyebabnya, atmosfir politik
membuat mahasiswa kedokteran, hukum, farmasi merasa sesak," katanya di
sela-sela 'Forum Rembuk Sahabat' di Surabaya akhir pekan lalu.
Di sela-sela forum menjelang Kongres XVIII PMII di Jambi pada 30 Mei-5 Juni
mendatang, politisi PPP itu menegaskan bahwa atmosfir politik harus dijauhkan
dari organisasi kemahasiswaan. "Kalau sudah bukan mahasiswa, silakan saja
berpolitik praktis," ucapnya.
Menurut pimpinan "Forum Silaturahmi Takmir Masjid dan Mushalla Indonesia"
(Fahmi Tamami) Jatim itu, fakta di atas mengharuskan kandidat Ketua Umum PB
PMII untuk periode mendatang memenuhi tiga kriteria yakni mampu mengawal PMII
pada organisasi maju, organisasi agamis, dan organisasi profesional.
"Jadi, bukan politis. Itu sesuai dengan nama PMII yang mengedepankan
atmosfir agamis berupa Islam Tengah atau Islam Rahmatan lil Alamin yang bukan
Islam radikal dan Islam liberal, karena itu pola kaderisasi PMII harus diubah
agar tidak menjadi politis dan mampu melahirkan kader dengan perilaku Aswaja
dan NDP (nilai dasar perjuangan)," tuturnya.
Senada dengan itu, Sekretaris Eksekutif "Pondok Budaya IKON"
Surabaya Abdul Hady JM mengatakan tidak sedikit kader PMII asal Jawa Timur yang
turut bersaing memperebutkan estafet kepemimpinan puncak di organisasi
kemahasiswaan berlatarbelakang nahdliyin itu.
"Jawa Timur itu gudang kader potensial," kata mantan Direktur
Lembaga Kajian Strategis dan Opini Publik PMII Jawa Timur dalam 'Forum Rembuk
Sahabat' yang dihadiri pimpinan PMII se-Jatim itu.
Kandidat ketua umum dari Jatim yang potensial, antara lain Mukaffi Makki
(Surabaya), Arif Taufiqurrahman (Jombang), Iwan Adi Kusuma (Tulungagung), Zaini
Mustaqim (Kota Malang), Abdul Aziz (Jombang), Abidurrahman (Tulungagung), Heri
Kristianto (Jember), dan Erfandi Efendi (Bangkalan/LBH PB PMII).
Secara terpisah, salah seorang kandidat yang terlihat hadir dalam forum itu,
Erfandi Efendi menegaskan bahwa PMII sudah saatnya tidak bertarung dalam
masalah ideologi, melainkan bertarung dalam konstitusi.
"Itu karena kita sekarang berada dalam pertarungan konstitusi, karena
UUD 1945 milik kita diserang dari kanan dan kiri oleh sejumlah ideologi, di
antaranya kapitalis, liberalis, radikalis, fundamentalis, dan kelompok ekstrem
kanan dan kiri lainnya," ujar pengurus LBH PB PMII itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar