Jumat, 06 November 2015

ANTROPOLOGI KAMPUS

ANTROPOLOGI KAMPUS


ANTROPOLOGI KAMPUS
(Oleh Juniska Efendi,C.S.H.I disampaikan pada MAPABA PMII 2015 di Ogan Komering Ilir)
A.    Pengertian
Antropologi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari tentang manusia sebagai makhluk biologis dan makhluk budaya. Kajian antropologi tentang budaya manusia mencakup sejarah, perkembangan, perilaku, dan interaksi antar individu dan juga dengan lingkungannya. Pengertian sebagai makhluk budaya telah membuka kran kemunculan cabang antropologi yang bersifat kontemporer, seperti halnya antropologi kampus.
Kampus merupakan lingkungan perguruan tinggi yang menjadi tempat utama penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar dan segala administrasi yang berkaitan dengannya. Lingkungan akademis kampus terdiri dari berbagai warna dan corak karakteristik di dalamnya, mahasiswa dan dosen menjadi ciri utama keberadaan sebuah kampus, karena dosen dan mahasiswa saling berinteraksi untuk bertukar informasi dan pengetahuan. Dosen sebagaimana mahasiswa juga memiliki karakteristik yang beragam dalam menjalankan fungsinya masing-masing.
Pembahasan kampus dilihat dari kacamata antropologi untuk melihat dan mengenali seluk-beluk manusia yang melakukan kegiatan akademik dan sosial di lingkungan kampus mencapai tujuan sesuai dengan motivasi masing-masing individu.
Antropologi kampus melihat dan mengkaji tentang kehidupan civitas kampus yang saling memengaruhi satu dan lainnya. Antropologi kampus berusaha menjelaskan kehidupan manusia yang ada di lingkungan kampus, terutama mahasiswa. Mahasiswa menjadi bahan kajian utama untuk diperhatikan, karena mahasiswa merupakan pemeran utama dan jumlah mahasiswa lebih banyak dibanding dengan civitas-civitas kampus lainnya seperti rektor, wakil rektor, dosen, pegawai, dan lain-lain.
B.     Budaya Kampus
Ada sisi positif yang dimiliki seorang mahasiswa di kampus, mahasiswa cenderung memiliki sikap aktualisasi dan apresiatif, yaitu sikap unjuk kemampuan dan kehebatan sesuai bakat serta karakternya. Untuk itu, diperlukan ada sarana dan prasarana yang menyalurkan bakat dan kreativitas mahasiswa, seperti aktualisasi berupa di bidang olahraga dan seni, kepemimpinan, agama, dan perekonomian. Sumber daya mahasiswa akan menjadi sia-sia ketika birokrat kampus tidak memanfaatkannya dengan baik, bahkan melakukan tindakan PEMBUNUHAN KARAKTER mahasiswa. Sumber daya manusia seperti inilah yang mampu melakukan akselerasi pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sehingga secara tidak langsung negara memetik keuntungan dengan berbagai potensi anak-anak bangsa yang dimiliki mahasiswa.
Kampus harus menjamin pelaksanaan kebebasan akademik, kebebasan mimbar, dan otonomi keilmuan. Kampus melestarikan budaya-budaya kampus, antara lain:
1.    Budaya intelektualitas
2.    Budaya moralitas
3.    Budaya perbaikan kualitas
4.    Budaya penelitian
C.    Tipologi Mahasiswa
Mahasiswa hidup dengan gayanya masing-masing, ada banyak istilah yang diberikan untuk gaya hidup tersebut, antara lain:
1.      Hedonis, mengikuti perkembangan zaman, up to date.
2.      Akademis, memanfaatkan waktu untuk menuntut ilmu, rajin masuk kuliah dan mengerjakan tugas-tugas.
3.      Aktivis, ikut dan aktif organisasi baik intra maupun ekstra.
4.      Apatis, acuh tak acuh, tidak mau tahu kondisi sosial dan politik di kampus.
5.      Humoris, memanfaatkan kuliah sebagai hiburan, suka-suka, bebas dari orang tua.
6.      Pemimpin, mencolok dan aktif di berbagai kegiatan, tidak ingin cepat lulus.
7.      Pemikir, selalu berpikir, hobi membaca buku, diskusi, dan menulis.
8.      Agamis, tampil religius dan menjaga jarak dengan lawan jenis.
9.      K3 (Kampus, Kos, Kampung),  berangkat kuliah, pulang ke kos, ada waktu pulang kampung.
10.  S3 (Santai Semaunya Sendiri), menjalani apa adanya, enjoy saja, santai.
11.  Pencari cinta, yang penting dapat pacar, lulus kuliah cepat menikah.
12.  Jomblo Unsold, tidak laku-laku, tetapi terkadang demi meraih cita-cita memilih tidak berpacaran.
13.  Usil, senang orang lain menderita.
14.  Mahasiswa tak jelas, kadang aktif kadang lenyap menghilang entah kemana.
15.  Anak mami, takut mama marah, kuliah untuk menyenangkan maminya.
16.  Mahasiswa gadungan, bukan mahasiswa tetapi sering nongkrong-nongkrong di kampus.
17.  Mahasiswa monitor, selalu berhadapan dengan komputer, hobi chatting dan warnet.
18.  Mahasiswa Abadi, paling betah di kampus, semester di atas 10 tetapi masih santai dan belum berpikir lulus.
Anggota baru PMII harus memahami jenis tipologi mahasiswa agar dapat menempatkan dirinya dan menjadi manusia berguna bagi diri sendiri dan orang lain dalam kehidupan keluarga, organisasi, dan masyarakat.
D.    Peran Mahasiswa
Banyak tugas yang diemban mahasiswa sebagai orang yang dianggap mampu dalam segala hal, maka menjadi kewajiban setiap insan kampus untuk selalu mendengar, berpikir, dan bergerak. Mendengar segala keluhan yang terjadi di sekitarnya, berpikir untuk melakukan yang bermanfaat bagi dirinya dan orang yang berada di sekitarnya, serta bergerak melakukan yang telah direncanakan.
Perjalanan panjang bangsa Indonesia tidak terlepas dari peran mahasiswa. Mahasiswa sebagai kaum intelektual pemikir, memilki beberapa peran, antara lain:
1.      Agen perubahan
2.      Peran akademik
3.      Peran moral
4.      Peran sosial
5.      Peran politik
E.     Mahasiswa dan Organisasi
Jika kuliah merupakan kehidupan mahasiswa, maka organisasi adalah sarana mengaplikasikan keilmuan dan ekspresi kemampuan dan bakat mahasiswa. Banyak mahasiswa yang tidak menyadari bahwa organisasi menjadi tempat bagi mahasiswa agar dapat mengembangkan diri, wawasan, dan potensi yang dimilikinya. Banyak dampak positif yang akan menjadi bekal untuk hidup di tengah-tengah masyarakat, karena masyarakat adalah organisasi dalam skala yang lebih besar. Sebaliknya, ada segolongan mahasiswa yang menjadikan organisasi sebagai HANTU penghambat kuliah. Masa studi molor, nilai jatuh, membuang waktu, biaya, dan tenaga karena ikut organisasi.
Organisasi di kampus ada dua macam, yaitu organisasi intra kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi intra kampus secara administratif dan struktural berhubungan langsung dengan kampus, sedangkan organisasi ekstra kampus bersifat independen yang lepas dari intervensi manapun dan mempunyai aturan tersendiri yang juga mandiri, sehinga biasanya organisasi ekstra kampus lebih berani menyuarakan aspirasi dengan lantang.
Organisasi intra kampus merupakan wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan kecendekiawanan serta integritas kepribadian beragama. Organisasi intra kampus mewakili mahasiswa dalam merencanakan, mengkoordinasikan, dan menyelenggarakan pembinaan mahasiswa dan turut serta membantu kelancaran kegiatan akademik dan non akademik kampus.
Organisasi ekstra kampus berfungsi memberikan wadah bagi mahasiswa untuk bersikap dan bertindak menanggapai masalah-masalah sosial kemasyarakatan dan tidak terikat dengan organisasi lain maupun kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh struktural kampus. Tidak dibenarkan organisasi mahasiswa menjadi ANAK BAWANG dari partai politik.
Perbedaan mendasar antara organisasi intra dan ekstra kampus terkadang menimbulkan pergesekan di antara mahasiswa. Perbedaan tujuan dan arah gerak perjuangan organisasi ekstra kampus menyebabkan kesekretariatan maupun basecampnya harus berada di luar kampus dan tidak pula dibenarkan memanfaatkan fasilitas kampus.
F.     PMII dan Kampus
PMII sebagai organisasi pengkaderan melihat peluang untuk menempatkan kader-kadernya di organisasi-organisasi intra kampus. Organisasi-organisasi intra kampus memegang peranan penting dalam dunia kampus, karena organisasi-organisasi tersebutlah yang menaungi aspirasi mahasiswa secara langsung.
Kampus merupakan ruang kaderasisasi bangsa. Kampus tidak bisa dipahami sebagai lingkungan akademis dan ilmu pengetahuan saja, karena realitasnya kampus terlibat dalam proyek dan pembangunan melalui pemberian legitimasi ilmiah. Di dalam kampus ada politik dan budaya yang bermacam-macam.
Pemeran utama sebuah kampus adalah mahasiswa. Mahasiwa datang dengan beragaram karakteristik yang menjadikannya memiliki tipologi beragam pula. Kampus yang merupakan lingkungan semi terbuka dengan iklim kampus yang bebas mimbar merupakan tempat potensial bagi kader PMII untuk mengasah mental dan pengalaman kepemimpinan melalui pengenalan mendalam terhadap kehidupan nyata di kampus sebagai miniatur negara.
PMII sebagai organisasi mahasiswa yang berada di luar kampus dituntut untuk selalu peka dengan keadaan dan permasalahan-permasalahan baik di dalam maupun di luar kampus. Lebih dari itu, sahabat-sahabati kader PMII harus menyiapkan diri sebaik mungkin secara kapasitas keilmuan dan kecakapan manajerial berorganisasi, sehingga ketika masuk organisasi intra kampus sudah matang dan siap tempur. Hal ini harus dipenuhi karena menjadi tanggung jawab kader-kader PMII.
PMII membina dan mendistribusikan kader-kadernya untuk aktif dalam lembaga-lembaga kampus, agar kader PMII bisa menempa dan mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Di sinilah PMII akan semakin meneguhkan perjuangannya dalam menyalurkan aspirasi mahasiswa di segala lapisan baik akademisi, organisatoris, hingga preman kampus. Kader-kader PMII yang berada di dalam organisasi intra kampus juga harus mencermati setiap kebijakan-kebijakan akademik, karena akan ada saja kebijakan-kebijakan kampus yang tidak berpihak kepada kepentingan mahasiswa secara akademis. Kebijakan-kebijakan yang seperti ini apabila dibiarkan akan menyebabkan peran-peran mahasiswa yang ada di kampus akan semakin redup dan lambat laun akan mati di tengah budaya demokrasi yang diagung-agungkan.
G.    Penutup
Demikian paparan singkat seputar kampus tempat mahasiswa berada. Kampus menjadi tempat bagi mahasiswa untuk mengaktualisasikan dan mengapresiasikan dirinya sesuai kebutuhan. Kesempatan emas ini tidak akan dimiliki orang yang tidak sempat belajar di kampus. Anggota baru PMII harus memandang kampus bukan semata-mata tempat pembelajaran, tetapi juga sebagai wahana untuk menempa dan mengembangkan bakat yang dimilikinya.
Kampus bagian dari dunia manusia,
Kampus memengaruhi perkembangan dunia.
Kampus tempat mahasiswa mengembangkan aktualisasi dan apresiasinya.
Kampus bukan hanya tempat pembelajaran.
Kampus wahana menempa dan mengembangkan bakat dan potensi mahasiswa.
Selamat datang pejuang baru di dunia pergerakan.
Semoga bermanfaat sepanjang masa, dunia akhirat, amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar