Jumat, 29 Mei 2020

Rusaknya Organisasi


Sudah suatu hal yang lumrah dalam setiap organisasi kemahasiswaan itu pasti banyak kepentingan, hingga hilang idealisme dan tujuan organisasinya. Baik kepentingan pengurus ataupun seniornya.

Sebuah organisasi tak lepas dari konflik-konflik senioritas, maka seorang kader haruslah pandai menganalisis mana yang tebaik dan mana yang harus ia ikuti. 

Organisasi kemahasiswaan khususnya organisasi ekstra kampus semua tak lepas dari arahan, pengawasan dan didikan dari para pendhulunya (senior). Namun setiap masing-masing senior pastilah memiliki cara dan tujuan untuk mendidik serta mengembangkan organisasi dan kadernya.


Yang dapat merusak sebuah tatanan organisasi ialah kepentingan, baik kepentingan salah satunya adalah kepentingan senior.

Kepentingan yang bagaimana???

Kepentingan untuk mensejahterakan dirinya sendiri tanpa memikirkan perkembangan organisasi.

Ada sedikit cerita, bahwasannya ada sebuah organisasi yang lumanyan besar, namun organisasi itu tidak nampak besar karena tertekan oleh salah satu seniornya, yang padahal senior tersebut sama sekali atau bisa dikata jarang berkontribusi untuk organisasi. Sebenarnya hanya sebagai inisiator tapi inginnya organisasi itu hanya mengikuti apa yang dia inginkan, sedangkan banyak senior yang lebih mumpuni dan lebih berkontribusi untuk organisasi, sehingga membuat organisasi itu kerdil.
Lucunya lagi katika organisasi itu melakukan kebaikan dia mengklaim semua itu berkat dia. Namun sebaliknya jika melakukan kesalahan dia sembunyi tangan.


Sebagai kader / pengurus haruslah pandai manyikapi hal seperti itu. Jangan mau dijadikan alat politikasasi / Pencintraan senior.  Demi memperthankan sebuah jabatan organisasi yang dijadikan korban.
Itulah kenapa sebuah organisasi tak pernah berkembang atau bahkan akan rusak.

Coba kita renungkan diantara senior-senior mana yang benar-benar ikhlas berjuang buat organisasi dan mana yang hanya menjadikan organisasi sebagai alat.

Perlu kita ketahui senior baik ialah senior yang tak pernah menceritakan dirinya yang terbaik, yang tak pernah menceritakan itu semua berkat dia. Namun kenytaannya berbalik arah dengan kenyataan.
Dan senior yang baik itu tidak menjerumuskan juniornya kejalan yang buruk. 
Jika hanya teoritis semua kader bisa melakukannya. Namun selain teori organisasi juga membutuhkan materi. 
Jadi jangan hanya berteori, namun berikan juga kontribusi. Jangan baga jika hanya menjadi inisiator, tapi bagakan pula para eksekutor.

"Semua ini karena saya, organisasi ini berdiri karena saya". Kurang lebih begitulah kata-katanya.

Namun kenyataannya nol..


Sebagai kader pandailah menilai, mana senior yang mejerumuskan dan mana yang benar-benar berjuang.


Itulah sedikit gambaran Apa yang merusak organisasi. Mari kita renungkan agar kedepannya menjadi lebih baik lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar