Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia yang disingkat P M I I, adalah salah satu organisasi mahasiswa ekstra kampus terbesar diIndonesia. Sebagaimana Khittah nya P M I I adalah organisasi mahasiswa yang menjunjung tinggi nilai-nilai Ahlusunnah wal-jama'ah, sebagaimana paham yang dianut oleh Nahdlatul Ulama' sebagai organisasi ke-masyarakatan terbesar diIndonesia. Sehingga P M I I sering disebut juga sebagai Banom N U, atau Anak-Cucunya N U.
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, atau yang disingkat dengan P M I I adalah sebuah organisasi kemahasiswaan yang berdiri pada 17 April 1960 diSurabaya. Adapun ketua umum pertama P M I I adalah Mahbub Djunaedi.
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (P M I I), lahir karena menjadi suatu kebutuhan dalam menjawab tantangan zaman. Berdirinya organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (P M I I) bermula dengan adanya hasrat kuat para mahasiswa N U untuk mendirikan organisasi mahasiswa yang berideologi Ahlussunnah wal Jama’ah.
13 tokoh mahasiswa N U. Yang merumuskan untuk didirikannya Wadah atau Organisasi untuk mahasiswa N U. Mereka adalah:
1. A. Khalid Mawardi. (dari Jakarta).
2. M. Said Budairy. (dari Jakarta).
3. M. Sobich Ubaid. (dari Jakarta).
4. Makmun Syukri. (dari Bandung).
5. Hilman. (dari Bandung).
6. Ismail Makki. (dari Yogyakarta).
7. Munsif Nakhrowi. (dari Yogyakarta).
8. Nuril Huda Suaidi. (dari Surakarta).
9. Laily Mansyur. (dari Surakarta).
10. Abd. Wahhab Jaelani. (dari Semarang).
11. Hizbulloh Huda. (dari Surabaya).
12. M. Kholid Narbuko. (dari Malang).
13. Ahmad Hussein. (dari Makassar).
Beberapa hal yang dapat dikatakan sebagai penyebab berdirinya P M I I adalah sebagai berikut :
1. Carut marutnya situasi politik bangsa Indonesia dalam kurun waktu 1950 sampai dengan 1959.
2. Tidak menentunya sistem pemerintahan dan perundang-undangan yang ada.
3. Pisahnya N U dari Masyumi.
4. Ketika P S I (Partai Sosialis Indonesia) dan Masyumi dibubarkan oleh Bung Karno. Bung Karno meminta kepada N U untuk mendirikan organisasi Mahasiswa Islam yang 'Indonesia' maka berdirilah Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (P M I I).
Sama halnya dengan Organisasi Lain, P M I I juga memiliki tujuan yang sangat jelas. Sebagaimana termaktub dalam Anggaran Dasar (P M I I) BAB 4 pasal 4 Yaitu : " Terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, berilmu, cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya dan komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia ".
Seiring dengan bergantinya tahun PMII pun semakin berkembang secara pesat, sehingga setiap pelosok negeri ini dan hampir disemua perguruan tinggi pasti ada PMII, Terutama diperguruan tinggi Islam yang berbasis N U. Berkembang pesatnya PMII pastilah membutuhkan perjuangan serta proses yang panjang. Tidak semudah membalikkan telapak tangan. Sehingga setiap proses dan perjuangannya pastilah tercatat sebagai sejarah.
Para Kader Pergerakan janganlah pernah melupakan sejarah yang diukir oleh para pendahulunya. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ketua Umum PB PMII pertama, Mahbub Junaidi. "Sepandai-pandainya orang ialah yang selalu mengingat sejarah. Dan sebodoh-bodohnya orang ialah yg melupakan sejarah".
Pada 17 April 2017 kemaren PMII telah berusia 57 tahun. Diusia ke-57 tahun bukanlah kurun waktu yang pendek, begitu banyak yang telah PMII berikan untuk Negeri tercinta ini.
Namun akhir-akhir ini kualitas para kader PMII telah banyak menurun. Mereka hanya mementingkan kuantitas. Para kader kini bagaikan telah kehilangan taring mereka. Sungguh sangat miris sekali.
Sehingga membuat para pedahulu PMII turut turun kebawah dan mengintakan mereka.
Sebagaimana yang dipesankan oleh salah seorang pendiri PMII, yang dikutip dari N U ONLINE. KH. Chalid Mawardi dan KH. Nuril Huda adalah dua tokoh yang masih tersisa dari 13 orang perumus pendirian organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), tahun 1960 silam.
Pada 24 maret 2017 lalu, N U Online menemui KH. Chalid Mawardi dikediamannya, didaerah Kelapa Dua, Kelurahan Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Pada pertemuan yang cukup singkat, tokoh kelahiran Keprabon Solo, 81 tahun silam itu menitipkan pesannya untuk kader-kader PMII.
“Selamat Harlah PMII yang ke-57 dan sekaligus menjelang Kongres ke-19. Semoga PMII dapat tetap kuat dan teguh dengan paham Ahlussunnah walJama'ah,” kata beliau.
Pria yang pernah menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor itu juga menyampaikan harapan agar PMII tidak hanya memperbanyak kuantitas, tapi juga memperkuat kualitas anggota.
“Tidak hanya kuat dalam kuantitas anggota, tapi juga kualitas, dalam melahirkan penemuan-penemuan ilmiah yang berguna bagi negara dan bangsa. Semoga Allah meridhoi perjuangan adik-adik semua,” tuturnya.
Oleh karena itu, kami selaku Pengurus Cabang PMII Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sematera Selatan. Menekankan kepada seluruh anggota agar senantiasa mengasah pola fikir mereka, dengan cara memperbanyak membaca dan kajian agar kedepannya PMII kabupaten Ogan Komering Ilir lebih berkualitas sehingga dapat bersaing di dunia luar.
Dikepengurusan pertama cabang PMII kabupaten Ogan Komering Ilir yang Devinitif ini dipimpin Oleh Sahabat Juniska sebagai ketua umum. Ia berkomitmen untuk memperbaiki semua yang terabaikan oleh pengurus lama, disaat masih cabang persiapan. Diantaranya, yang perlu dibenahi yaitu :
1. Sistem kaderisasi.
2. Administrasi.
3. Kajian Ilmiah / Diskusi.
Tiga hal penting tersebut yang menurut Juniska perlu dibenahi. Pada kepemimpinan Sahabat Ali Ikhwan selaku ketua cabang persiapan, ia melupakan 3 poin penting tersebut, karena ia lebih fokus kepada pendekatan terhadap pemerintah. Pada dasarnya itu juga sangat penting, namun tidak seharusnya melupakan 3 poin pokok diatas. Karena mahasiswa adalah intelektual muda yang dipandang oleh masyarakat sebagai orang serbabisa. Namun jika tidak sejak dini diasah keilmuannya tidak jauh beda dengan siswa lulusan SMA Sederajat. Bukan hanya mengadakan kegiatan saja, tetapi pola fikir juga perlu diasah.
Sebagaimana Tri Motto PMII " Dzikir, Fikir dan Amal Shaleh ". Bagaimana bisa Beramal Shaleh, jika Hati dan Fikirannya kotor dan tidak terisi hal-hal yang positif.?? Dan bagaimana hati serta fikirannya jernih jika kader PMII tidak mau berdzikir dan beribadah mendekatkan diri kehadirat Allah SWT. Semua itu perlu berkesinambungan serta beriringan.
Hal yang sering menjadi polemik didalam PMII. Tidak hanya di Cabang Kabupaten Ogan Komering Ilir saja. Namun dicabang-cabang lain juga sering terjadi. Yaitu kurangnya Loyalitas serta Totalitas terhadap PMII. Kebanyakan mereka hanya mencari keuntungan atau jabatan di PMII. Apabila yang dicari tidak tercapai mereka Muntaber (Mundur Tanpa Berita). Padahal perlu di ketahui "Hasil itu tidak pernah mengkhianati proses".
Ada juga anggota atau kader yang bisanya hanya protes, padahal mereka tidak pernah aktif atau berproses langsung di PMII. Kader seperti Inilah menurut saya perlu dibinasakan.
Yang perlu di tanamkan dalam diri anggota atau kader ialah siapa yang butuh. Maksudnya ketika kita ikut gabung dengan PMII, itu kerena kita yang butuh dengan PMII, bukan, PMII yang butuh dengan kita. Meski tanpa adanya kita, PMII itu tetap akan jaya. Kenapa kita yang membutuhkan PMII itu. Karena dengan ikutnya kita sebagai PMII, akan mengasah pola fikir kita dan menambah wawasan serta pengalaman kita. Jika kita mengharapkan keuntungan berupa materil, maka lebih baik jangan ikut PMII. Mungkin saat ini kita belum dapat merasakan nikmatnya beroganisasi. Namun nanti setelah proses kita selesai di PMII, pasti kita akan merasakannya.
Beberapa hal yang sering Juniska sampaikan terhadap anggota atau kader. Kami selaku pengurus cabang kabupaten ogan komering ilir tidak hanya membutuhkan anggota atau kader yang banyak. Namun yang kami butuhkan adalah anggota atau kader yang Loyalitas serta Totalitas terhadap PMII. Untuk apa banyak anggota atau kader jika hanya berupa data bess saja. Yang kami butuhkan adalah peran aktif serta keseriusannya ber PMII.
Kami Harap anggota atau kader segera sadar akan hal ini. Ikutilah terus proses dalam P M I I, niscaya akan merasakan nikmatnya berorganisasi dan pasti, akan berguna dikehidupan kelak.
Sekali bendera dikibarkan.
Harap lipat kembali untuk kegiatan yang akan datang.
Duduk tertindas atau bangkit melawan.
Mundur satu langkah, adalah suatu bentuk pengkhianatan.
Tangan terkepal, dan maju kemuka.
Salam....
Pergerakan...!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar